19 Maret, 2009

My Pride and Glory

Hari Minggu, 24 Agustus 2008 menjadi hari terbaik dalam hidup saya, menggeser hari Rabu, 26 May 2009 di mana Manchester United memenangkan partai Final Piala Champions Eropa secara dramatis. Hari itu anak ku lahir dengan berat 4 kg dan panjang 60 cm. Campur aduk perasaan saya di subuh itu, bangga, terharu, tidak percaya. Mirip sekali dengan perasaan waktu Manchester United akhirnya bisa mengejar bahkan mengalahkan Bayern Munchen setelah tertinggal 0-1 di Camp Nou, Barcelona, Spanyol.

Lintang Kelana Putra Sudjana nama anak ku. Ada filosofi kecil-kecilan dibelakang arti nama itu. Lintang bisa diartikan Bintang. Kelana sama dengan berkelana. Sedangkan Putra Sudjana artinya anak penerus klan Sudjana. Nah, kalau digabungkan artinya adalah saya dan istri mengharapkan Lintang menjadi bintang penjaga bagi orang-orang yang senang berkelana, guidance star lah bahasa kerennya. Kami juga berharap Lintang bisa berkelana ke tempat-tempat yang menarik di seluruh dunia.

Lintang sekarang sudah berumur enam bulan. Puji tuhan pertumbuhannya normal dan sangat pesat. Murah senyum itulah si Lintang. Senyumnya selalu manis merekah untuk siapa saja yang menyapanya. Entah apa yang ada di pikirannya. Mungkin dia senang karena selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sayang kepadanya. Dia juga sekarang sudah cerewet dan mulai bisa berteriak. Merangkak pun sudah lancar. Aktif sekali anak ini sampai-sampai habis tenaga kita meladeni Lintang bermain.

Satu hal lagi dari Lintang yang selalu membuat hati ku selalu luluh. Kedua matanya yang bulat khas penari Bali. Mungkin ia mendapatkannya dari ibunya yang memang orang Klungkung, Bali. Walaupun saya tidak setiap hari bertemu dengan Lintang, hanya pada akhir pekan saja, setiap kali saya pulang dan menggendong Lintang, dia selalu membelalakan mata bulatnya dan tersenyum lebar untuk daddynya.

Ya, saya tidak tinggal serumah dengan anak ku. Lintang sekarang masih tinggal bersama neneknya di Banjaran, Bandung Selatan. Sedangkan saya dan istri kost di Jakarta. Bukan karena alasan apa-apa. Hanya karena kebetulan rumah yang kami beli di Depok belum sepenuhnya selesai dan nyaman untuk ditinggali. Kasihan Lintang kalau harus tinggal di rumah yang masih belum rindang dan berdebu. Udara sejuk khas tanah Parahyangan sangat baik untuk Lintang. Tinggal lebih lama di Bandung akan membuat Lintang lebih Sunda dari pada bapaknya yang seumur hidupnya tidak pernah tinggal di Bandung walau ngakunya orang Bandung.

Belum banyak yang bisa saya ceritakan lagi mengenai anak ku Lintang. Stay tune untuk up datenya!

2 komentar:

THE AFDHAL mengatakan...

wah like father like son...
guanteng banget anakmu bro

Jesse Sudjana mengatakan...

Syukur dia ngikut ibunya hehehehehe :)