08 Maret, 2010

Kala Seorang Fans Resah

Sudah biasa kalau seorang fans resah karena tim pujaannya sedang tidak tampil dalam performa terbaiknya dan mengalami kekalahan beruntun. Tapi itu bukan yang sedang terjadi pada diri saya. Keresahan yang sedang saya alami jauh lebih besar dari keresahan saya terhadap tim nasional Indonesia yang nampaknya lebih hobi gonta-ganti pelatih daripada mengevaluasi ketua umumnya atau keresahan saya terhadap seorang pengadil lapangan dicokok polisi setelah meniup peluit panjang di atas lapangan hijau atas kecurigaan menerima suap.

Keresahan ini muncul dan menguat karena ketidak berdayaan saya sebagai seorang fans. Saya merasa tak berdaya dan tidak tahu harus berbuat apa untuk membuat keresahan saya reda. Sebagai seorang fans yang saya tahu kewajibannya adalah memberikan dukungan terhadap tim yang saya dukung. Betapa bertambah keresahan saya ketika tahu tim sepak bola yang saya dukung tidak tahu di mana mereka akan menggelar pertandingan kandang karena stadion yang biasa mereka gunakan harus direnovasi. Jangan mimpi untuk bisa seperti fans di Eropa yang bisa membeli tiket terusan satu musim untuk dapat memberikan dukungan riil kepada tim kesayangan mereka. Untuk dapat membeli jersey replika yang orisinil saja susahnya minta ampun karena ternyata klub tidak punya took resmi. Mungkin saya masih beruntung karena saya masih bisa mengikuti perkembangan tim kesayangan saya melalui dunia maya. Sesekali kalau saya sedang beruntung dapat tiket, saya bisa bisa menyaksikan langsung di stadion dengan mengenakan jersey yang sudah tidak up to date lagi.

Sebegitu sulitkah menjadi fans di negeri ini? Saya yakin kalau banyak fans di luar sana yang merasakan hal yang serupa dengan saya. Fans-fans yang mempunyai energi berlebih dan sedikit materi yang rela kami korbankan untuk dapat menjadi sumbangsih untuk tim kesayangan kami. Sayang sekali apabila potensi-potensi seperti kami ini terus menerus tak terjawab keresahannya. Bukan tidak mungkin kami lama-lama jengah dan berpaling. Sampai dengan saat ini saya masih belum patah arang untuk mencari obat buat pereda keresahan ini. Bagai seoarang pecandu narkoba saya mengais-ngais setiap informasimengenai klub kesayangan saya melalu media apa saja untuk memuaskan dahaga. Salah satu pelepasan yang bias saya lakukan adalah dengan corat-coret iseng di di atas keyboard ini.

Kalau saja tiket terusan tahunan tersedia dan dapat di beli dengan mudah melalui online, klub mempunyai toko resmi tempat membeli jersey replika resmi dan banyak lagi fasilitas lainnya bagi fans tersedia dengan akses yang mudah. Kami fans yang resah ini pasti rela menyisihkan uang kami untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas tersebut. Apabila kontribusi kami itu langsung masuk mengalir ke kas klub, maka terjawablah keresahan kami. Pada saat itulah kami para fans dapat menyebut diri kami FANS! Fans yang memberikan kontribusi lebih dari sekedar teriakan atau nyanyian di lapangan. Bukan hanya sekelompok orang yang mendukung secara membabi buta tanpa tahu hakikat utama dari seorang fans.

Bukan maksud saya bahwa seseorang baru dapat menyebut dirinya seoarang fans sejati apabila mampu membeli tiket terusan satu musim atau mengenakan jersey replika orisinil dengan harga ratusan ribu. Mari kita telaah dan resapi tulisan ini lebih jauh lagi. Saya ingin mengajak klub untuk sadar bahwa ada potensi besar terbentang di depan mata yang belum digarap. Begitu pula kepada para teman-teman sesama fans untuk membuka mata hati untuk kembali bertanya kepada diri sendiri apa yang sudah kalian berikan kepada klub anda. Jangan terus menghebuskan nada-nada permusuhan di stadion dengan nyanyian rasis atau indoktrinasi murahan untuk membenci secara membabi buta kelompok fans lain.

Berikan sumbangsih secara nyata kepada klub kesayangan kita masing-masing dan berbanggalah karena kita adalah fans sejati! (JS)

Sent from The Theatre of Dreams

1 komentar:

THE AFDHAL mengatakan...

kalo urutan klub idola saya adalah sbg :
1. TIMNAS
2. PSIM
3. PERSIPURA
4. AC MILAN
5. LIVERPOOL

*obsesi sampai sekarang adalah berada di Tribun Senayan, menggunakan Jersey Garuda-Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya*